MATERIAL HANDLING
Material handling merupakan kegiatan mengangkat,
mengangkut dan meletakkan bahan-bahan/barang-barang dalam pabrik, dimulai sejak
bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada saat barang jadi/produk
akan dikeluarkan dari pabrik. Walaupun banyak orang mengira bahwa kegiatan
material handling merupakan kegiatan yang kurang penting dalam suatu pabrik,
tetapi kenyataannya tidaklah demikian halnya. Hal ini karena terdapat banyak
pekerjaan yang harus dilakukan untuk pemindahan dan peletakan bahan-bahan dalam
tingkat-tingkat proses produksi.
BIAYA MATAERIAL HANDLING
Biaya material handling ini sangat sulit dipisahkan
dari unsur-unsur biaya produksi lainnya, maka sangat sukar untuk menentukan
besarnya biaya material handling dengan tepat.
Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu
perusahaan / industry terdiri atas:
1. Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat
kerja yang disebut “make ready”.
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata dalam
pengolahan atau pembuatan barang-barang yang disebut “do”.
3. Memindahkan barang-barang dan bahan-bahan dari tempat
kerja yang disebut “put way”.
Biaya material
handling ini terdiri atas:
a.
Upah orang yang
memindahkan bahan (material handler),
b.
Biaya investasi dari
berbagai alat pemindahan bahan yang digunakan
c.
Biaya untuk
mengerjakan produk hasilnya.
Suatu system dari
material handling yang baik dan efisien akan memberikan keuntungan-keuangan
atau sumbangan kepada pabrik secara efektif dengan jalan atau cara sebagai
berikut:
· Biaya handling menjadi
lebih murah atau mudah.
·
Hasil yang dapat
ditampung oleh pabrik lebih banyak.
· Berkurangnya waktu
yang tidak produktif.
Peralatan material
handling yang biasanya dipergunakan dalam suatu perusahaan pabrik dapat
dibedakan atas 2 macam :
· Fixed path equipmentyaitu peralatan material handling yang sudah tetap digunakan dalam proses
produksi, dan tidak dapat digunakan untuk maksud-maksud lain.
· Varied path equipment
yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan
untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut bahan-bahan tertentu.
PEMELIHARAAN /
MAINTENANCE
Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu
perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain. Kegiatan-kegiatan
pemeliharaan dan perawatan meliputi; kegiatan pengecekan, perbaikan / reparasi
atas kerusakan-kerusakan yang ada serta penggantian spare part atau komponen yang terdapat
pada peralatan produksi.
Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan
pabrik dan mengadakan perbaikan atau penggantian yg diperlukan supaya terdapat
suatu keadaan operasi produksi yg memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Tujuan utama
fungsi pemeliharaan:
1. Kemampuan produksi
dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi
2.
Menjaga kualitas pada
tingkat yg tepat.
3.
Untuk mengurangi
pemakaian di luar batas.
4.
Untuk mencapai tingkat
biaya pemeliharaan serendah mungkin.
Jenis-jenis
pemeliharaan:
· Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan
menemukan kondisi yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan
pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dalam preventive maintenance dapat
dibedakan atas:
a. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari.
b. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap
minggu atau sebulan sekali, atau setahun sekali.
· Corrective atau breakdown maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas
sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Jenis-jenis pekerjaan
pemeliharaan yang dilakukan oleh bagian mainetance meliputi; pemeliharaan
bangunan, peralatan pabrik, peralatan elektris, penerangan atau ventilasi
pabrik, peralatan material handling, peralatan service, paralatan gudang dsb.
Tugas atau kegiatan
pemeliharaan dapat digolongkan ke dalam lima tugas pokok:
1.
Inspeksi (inspection); meliputi kegiatan
pengecekan secara berkala bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana.
2.
Kegiatan teknik (engineering); meliputi kegiatan
percobaan atas peralatan yg baru dibeli, pengembangan peralatan atau komponen
yg perlu diganti.
3.
Kegaiatan produksi (production); meliputi reparasi
mesin-mesin dan peralatan agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar sesuai
dengan rencana
4.
Kegiatan administrasi (clerical work); kegiatan yg berhubungan
dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam pekerjaan
pemeliharaan dsb.
5.
Pemelirahaan bangunan (house keeping); meliputi pembersihan
gedung, halaman toilet, peraltan yg tidak termasuk dlm kegiatan teknik dan
produksi dari bagian maintenance.
Sumber: Manajemen Produksi & Operasi / Edisi Revisi
2008
Prof. Dr. Sofjan Assauri
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus