Memilih Calon Suami: Pakai Logika Atau Hati?
Memutuskan menikah janganlah pada saat jatuh cinta, tapi pada saat sedang cinta. Bedanya ada pada penggunaan logika.
Pada saat jatuh cinta (biasanya dalam 6 bulan pertama pacaran) logika seperti lumpuh, segala sesuatu terlihat indah, bahkan berbagai kekurangan pasangan malah terlihat lucu dan menggemaskan. Setelah masa itu selesai, cinta yang ada mulai bisa diajak bicara dengan logika, sehingga penilaian akan sebuah hubungan bisa lebih rasional. Barulah niatan untuk memutuskan sebuah pernikahan bisa diambil dengan segala pertimbangan.
Punya sifat dan cara berpikir bertolak belakang, banyak sifat yang tidak disuka, dan ragu dia bisa jadi pemimpin rumah tangga. Bukan hanya cinta pada sang pacar, tapi juga cinta pada diri sendiri, keluarga, dan masa depan yang akan dihabiskan bersamanya.
Pada saat jatuh cinta (biasanya dalam 6 bulan pertama pacaran) logika seperti lumpuh, segala sesuatu terlihat indah, bahkan berbagai kekurangan pasangan malah terlihat lucu dan menggemaskan. Setelah masa itu selesai, cinta yang ada mulai bisa diajak bicara dengan logika, sehingga penilaian akan sebuah hubungan bisa lebih rasional. Barulah niatan untuk memutuskan sebuah pernikahan bisa diambil dengan segala pertimbangan.
Punya sifat dan cara berpikir bertolak belakang, banyak sifat yang tidak disuka, dan ragu dia bisa jadi pemimpin rumah tangga. Bukan hanya cinta pada sang pacar, tapi juga cinta pada diri sendiri, keluarga, dan masa depan yang akan dihabiskan bersamanya.
Pernikahan tanpa cinta akan membuat hati tersiksa dalam kebersamaan yang tidak diinginkan.
Janganlah terburu-buru. Biarkan cinta bicara dengan logika. Tidak seseru saat jatuh cinta memang.
Tapi dalam hidup terkadang tidak seru itu perlu.
Sumber: Yahoo News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar